Oleh: Ino Ibnu Permadi
Diperlukan waktu untuk bergeser dari tipe teknisi ke tipe manajer, lalu ke tipe entrepreneur.
Kalau memang masih baru berbisnis, tidak apa-apa pilih tipe teknisi,
sambi belajar medan bisnisnya. Kalau sudah paham, kondisi keuangan
membaik, dan memang sudah waktunya mendelegasikan ke orang lain, karena
bisnisnya makin ramai, its no problemuntuk berlahir ke tipe entrepreneur.
Bisnis
berjalan. Anda mungkin menjadi pemilik sekaligus direktur utama
perusahaan Anda. Anda makin sibuk. Bukan lagi orang Anda yang diatur jam
kerjanya oleh orang lain. Anda sendiri yang menentukan jam kerja Anda.
Mengapa
Anda memilih lebih repot mengatur waktu dibanding karyawan Anda,
sementara pengusaha lain bisa berlibur, ikut dalam kegiatan sosial dan
keagamaan, tetapi bisnis tetap berjalan? Kesibukan, ternyata, sangat
dipengaruhi oleh tipe pengusaha. Ada tiga tipe pengusaha – silakan
cocokkan dengan cirri atau karakter yang ada pada Anda.
Tipe Teknisi
Umumnya
memulai bisnis dengan mengandalkan keahlian atau hobi. Tipe ini pandai
menjalankan hal-hal teknis yang terkait dengan bisnis Misalnya, ahli
membuat kue membuka usaha pabrik roti. Keunggulan tipe ini adalah paham
seluk beluk pekerjaan karyawannya. Keunggulan ini sekaligus menjadi
kelemahannya ketika dia sulit mendelegasikan pekerjaan, lantaran dia
merasa paling bisa. Tipe ini senang melayani pelanggan, dan pelanggan
pun merasa diistimewakan sehingga mereka akan membeli jika langsung
dilayani oleh sang pemilik.
Tetapi ingat, situasi ini membuat
pemilik bisnis semakin tidak bisa meninggalkan tempat usahanya. Semakin
maju usahanya semakin sibuklah dia. Pengusaha tipe ini adalah pemilik
yang merangkap sebagai karyawan. Ia bekerja keras agar dapat menggaji
karyawannya. Artinya, karyawan hanya diperlakukan sebagai pembantu. Jika
Anda termasuk tipe ini, bersiaplah menjadi sangat sibuk, ketika
pelanggan Anda semakin bertambah.
Tipe Manajer
Pengusaha
tipe ini biasanya sudah menerapkan prinsip-prinsip
manajemen sebagaimana diajarkan di sekolah atau buku-buku manajemen.
Meskipun skala usahanya masih kecil, pengusaha tipe ini berupaya membuat
aktivitas bisnisnya tampak moderen, dengan membuat perencanaan dan
melakukan evaluasi secara rutin. Struktur organisasi dan pembagian
kerjanya jelas dan disusun rapi. Bahkan sering menghabiskan waktu
berjam-jam untuk rapat ketika hendak memutuskan sesuatu. Pengusaha tipe
ini lebih sebagai pemilik sekaligus manajer, sehingga sibuk mengontrol
karyawan. Semakin maju usahanya, semakin banyak waktu untuk
rapat. Semakin banyak karyawannya, semakin sering rapat.
Tipe Enterpreneur
Enterpreneur
adalah pemilik usaha yang sebenarnya. Ia bisa menjadi pemilik sekaligus
direktur yang pekerjaan utamanya memotifasi karyawan untuk bekerja
sebaik-baiknya. Juga menjalin hubungan dengan pasar dan pemilik modal,
serta melakukan negosiasi dalam rangka pengembangan usaha. Pengusaha
tipe ini umumnya tidak suka pada masalah teknis. Kalaupun terpaksa harus
mengurus masalah teknis, dia akan berusaha sesegera mungkin
menyerahkannya kepada orang lain. Ia juga tidak suka perencanaan yang
berbelit-belit, karena menurutnya, itu urusan manajernya. Jika melihat
sesuatu yang berpotensi menjadi usaha baru, ia akan mencari orang yang
bisa mewujudkan idenya itu. Ia lebih banyak memanfaatkan waktu untuk
membuka usaha baru atau melakukan aktivitas sosial. Sementara tipe
teknisi dan manajer semakin sibuk ketika usahanya berkembang, pengusaha
tipe enterpreneur justru mulai bebas menikmati liburan bersama keluarga.
Pertanyaannya, Anda termasuk tipe yang mana? Atau ingin menjadi tipe yang mana?
Seorang
pengusaha sering tergoda untuk langsung memilih tipe entrepreneur.
Pasalnya, ia merasa “sepertinya enak menjadi tipe ini”. Bisa
jalan-jalan, bisa senang-senang, tidak terlalu memikirkan bisnis, bisa
berkumpul dengan keluarganya, sementara bisnis “bisa” jalan karena sudah
menghirekaryawan. Padahal sebenarnya dia belum siap menjadi
tipe ini, karena bisnisnya baru berjalan. Dia nekat mengangkat manager
untuk mengatur tugas daily activities. Padahal
dia belum mampu. Dia baru belajar berbisnis. Jadi, tugas sehari-harinya
diserahkan kepada orang lain. Dia duduk manis, memantau keadaan,
padahal tidak paham tentang bisnisnya. Karena itulah dia sering ditipu
oleh karyawannya. Padahal kondisi keuangan belum stabil. Neraca
keuangannya belum positif, tapi memaksa menganggkat manajer operasional.
Akibatnya, ia harus menggaji banyak karyawan yang sebenarnya belum
perlu.
Sebenarnya diperlukan waktu, setahap demi setahap, untuk bergeser dari tipe teknisi ke tipe manajer, dan ke tipe entrepreneur.
Kalau memang masih baru berbisnis, tidak apa-apa tipe teknisi, sambi
belajar sedikit demi sedikit tentang bisnis; dan di lubang mana saja
karyawan mungkin bisa main curang. Dipelajari dulu medan bisnisnya.
Kalau sudah paham, sudah menguasai kunci dan kondisi keuangan membaik,
dan memang sudah waktunya mendelegasikan ke orang lain karena bisnisnya
makin ramai, its no problem.
Atau jangan terlalu larut
menjadi tipe teknisi, karena menganggap semua karyawan bodoh tidak ada
yang lebih pintar daripada dirinya, dan menganggap bisnis tanpa
kehadiran dirinya tidak bisa berjalan lancar. Tipe ini seperti depot
atau toko yang ramai. Semakin ramai pembeli, semakin repot mengatur
karyawan, seperti seorang dirijen memimpin orkestra. Repotnya tipe ini
adalah kalau jatuh sakit, atau sedang ada keperluan lain, aktivitas
bisnisnya terganggu. Aliran uang juga ikut terganggu.
Bila sudah
saatnya, beralihlah ke tipe manajer dulu. Untuk bisa menanamkan
nilai-nilai manajerial kepada bawahan. Tingkat delegasi kepada bawahan
semakin diperbesar daripada tipe teknisi. Bila bawahan atau calon
manajer sudah bisa bekerja sambil menggunakan otak dan inisiatif
sendiri. Jadi, bisnis bisa jalan karena adanya standard operating procedures. Karena karyawan bisa bekerja tanpa disuruh, karena sudah paham apa yang harus dikerjakan. Barulah beralih ke tipe entrepreneur. Jadi, janganlah terburu-buru melakukan sesuatu padahal sebenarnya sudah paham Anda belum siap menjadi tipe entrepreneur.
Tidak tergesa-gesa adalah sifat yang dicintai oleh Allah. Dari Ibnu ‘Abbas, beliau berkata bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada Asyaj ‘Abdul Qois, “Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua sifat yang dicintai oleh Allah, yaitu sabar dan tidak tergesa-gesa.”(HR. oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod No. 586. Syaikh Al-Albani mengatakan, hadis ini sahih)
Waspadalah pula dari sifat tergesa-gesa, karena sifat ini sebenarnya berasal dari was-was setan. Dari Anas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari setan.”(HR Abu Ya’la dalam musnadnya dan Baihaqi dalam Sunanul Qubro. Syaikh Al-Albani dalam Al Jami’ Ash Shoghir mengatakan, hadis ini hasan)
Ada kaidah fiqhiyyah yang menyatakan, “Man ista’jala syaian qabla awanihi ‘uqiba bi hirmanihi”—Barangsiapa yang tergesa–gesa terhadap sesuatu sebelum waktunya, akan diberi hukuman, berupa tidak akan mendapatkannya).
Jadi, keputusan di tangan Anda: pilih tipe teknisi, tipe manajer ataukah tipe entrepreneur?
Sekali lagi, “Hidup ada pilihan. Cara berbisnis juga pilihan. Asal tahu dengan segala konsekuensinya.” (Majalah Cetak PM)
Dukung kami dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. 081 326 333 328 & 087 882 888 727
Donasi dapat disalurkan ke rekening: 4564807232 (BCA) / 7051601496 (Syariah Mandiri) / 1370006372474 (Mandiri). a.n. Hendri Syahrial